Jumat, 27 September 2013

Keluarga di Perantauan

Sahabat adalah keluarga yang kita pilih, terima kasih untuk selama ini Ayah, Ibu, Adek dan Kawan-kawan.. i <3 u

Kamis, 26 September 2013

"Mad"

Oh, oh, oh,
Oh, oh, ummm

She's staring at me, I'm sitting wondering what she's thinking
Ummm nobody's talking, 'cause talking just turns into screaming (oh,)
And now as I'm yelling over her, she yelling over me,
All that that means is neither of us are listening,
And what's even worse, that we don't even remember why we're fighting

So both of us are mad for nothing (fighting for),
Nothing (crying for),
Nothing (ooh,h)

But we won't let it go for nothing (don't let for),
Nothing.
It should be nothing
To a love like what we got oh, baby

I know sometimes it's gonna rain,
But baby can we make up now
'cause I can't sleep through the pain (can't sleep through the pain)?
Girl I don't wanna go to bed mad at you
And I don't want you to go to bed mad at me
No I don't wanna go to bed mad at you
And I don't want you to go to bed mad at me (oh, no)
Umm
And it gets me upset girl when you're constantly accusing
(asking questions like you already know)
We're fighting this war, baby, when both of us are losing
(this ain't the way that love is supposed to go. What happened to working it out?)
We fall into this place where you ain't backing down, and I ain't backing down,
So what the hell do we do now?

It's all for nothing (fighting for)
Nothing (crying for),
Nothing... (ooh,h)

We won't let it go for nothing (don't let for),
Nothing.
It should be nothing
To a love like what we got oh, baby

I know sometimes it's gonna rain (Oh, it's gonna rain),
But baby can we make up now
'cause I can't sleep through the pain (can't sleep through the pain)?
Girl I don't wanna go to bed mad at you
And I don't want you to go to bed mad at me
No I don't wanna go to bed mad at you
And I don't want you to go to bed mad at me (oh, no)

Oh, baby this love ain't gon' be perfect (perfect, perfect oh, no)
And just how good it's gonna be
We can fuss and we can fight
Long as everything is alright
Between us before we go to sleep...

Baby we're gonna be...
Happy....
Oh, ....oh,

Baby, I know sometimes it's gonna rain (it's gonna rain),
But baby can we make up now (can we make up now?)
'cause I can't sleep through the pain (can't sleep through the pain)?
Girl I don't wanna go to bed mad at you
And I don't want you to go to bed mad at me
No I don't wanna go to bed mad at you
And I don't want you to go to bed mad at me (oh, no, no, no) 

*saya suka dgn karya2 Ne-Yo, juga  Chris Brown :p *byk menginspirasi *Cool

Hirudin sebagai Zat Antikoagulan



Hirudin sebagai Zat Antikoagulan
Annelida merupakan filum dari Kingom Animalia yang termasuk ke dalam hewan invertebrata (tidak memiliki tulang belakang). Sesuai namanya, Annulus/gelang (berasal dari Bahasa Latin), maka Annelida disebut juga dengan Cacing Gelang karena tubuhnya tersusun atas segmen yang menyerupai cincin/gelang.
Berdasar jumlah rambut/seta, filum Annelida dibagi menjadi 3 kelas, yaitu Polychaeta (berambut banyak), Olygochaeta (berambut sedikit), dan Hirudinea (tidak berambut).
Selain tidak memiliki rambut, Hirudinea juga merupakan kelas Annelida yang memiliki jumlah paling sedikit. Hirudinea tidak memiliki parapodia (sepasang alat gerak) dan seta (rambut kaku) pada segmen tubuhnya. Panjang Hirudinea bervariasi mulai dari 1 cm hingga 30 cm.
Secara umum, Annelida berada di lingkungan akuatik atau terestial seperti di tempat-tempat yang lembab, perairan tawar, dan perairan laut. Sedangkan Hirudinea berhabitat air tawar, hidup di rawa-rawa, kolam, ataupun sungai.
Dari 300 spesies yang ada, Hirudo medicinalis atau yang dikenal dengan lintah merupakan salah satu jenis spesies yang memiliki keunikan tersendiri dan manfaat bagi manusia khususnya dalam bidang kedokteran yaitu zat hirudin digunakan untuk mencegah proses pembekuan darah untuk membantu proses operasi.

Lintah (Hirudo medicinalis) adalah binatang melata yang berdasarkan habitatnya hidup di air untuk menjaga kelembaban dan suhu tubuhnya. Bentuk tubuhnya pipih. Di kedua ujung tubuhnya terdapat alat isap, untuk menempel pada korban dan mengisap darahnya.
Klasifikasi Lintah:
* Kingdom : Animalia
* Filum   : Annelida
* Kelas   : Clitellata
* Ordo    : Haplotaxida
* Subkelas: Hirudinea
* Genus   : Hirudo
* Spesies : Hirudo medicinalis (menurut Linnaeus, 1758)
Sebagian besar Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya. Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia. Hirudinea parasit hidup dengan mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil seperti siput. Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa (pacet) dan Hirudo (lintah).
Semua spesies lintah adalah karnivora. Beberapa merupakan predator, mendapat makanan dari berbagai jenis invertebrata seperti cacing, siput, atau larva serangga, hewan seperti babi rusa, sapi, kerbau, dsb, bahkan manusia.
Saat merobek atau membuat lubang, lintah mengeluarkan zat anestetik (penghilang sakit), sehingga korbannya tidak akan menyadari adanya gigitan. Setelah ada lubang, lintah akan mengeluarkan zat anti pembekuan darah yaitu hirudin. Dengan zat tersebut lintah dapat mengisap darah sebanyak mungkin. Di kerongkongan tempat isapannya terdapat tiga rahang yang berbentuk seperti setengah gergaji yang dihiasi sampai 100 gigi kecil. Dalam waktu 30 menit lintah bisa menyedot darah sebanyak 15 ml – kuota yang cukup untuk hidupnya selama setengah tahun. Air ludahnya pun mengandung zat aktif yang sekurang-kurangnya berisi 15 unsur. Contohnya, zat putih telur hirudin yang bermanfaat untuk mengencerkan darah, dan mengandung penisilin. Darah dihisap oleh faring otot & menampung dalam tembolok.  Enzim saliva (hirudin) mencegah koagulasi darah. Dalam 1 x makan, lintah mengisap darah 10x berat tubuhnya. Zat hirudin yang dihasilkan lintah dapat domanfaatkan sebagai zat antikoagulan.
Antikoagulan adalah sebuah zat yang mencegah penggumpalan darah dengan cara mengikat kalsium atau menghambat pembentukan trombin, digunakan untuk profilaksis atau pengobatan gangguan tromboemboli.
Ada dua jenis antikoagulan. Antikoagulan jenis Coumadin digunakan untuk mencegah pembentukan
bekuan darah (profilaksis). Antikoagulan trombolitik digunakan dalam keadaan darurat untuk melarutkan bekuan darah (pengobatan).
Khasiat pengobatan dengan menggunakan lintah (hirudo) sudah dikenal sejak ribuan tahun silam dan beberapa negara di Uni Eropa maupun di Amerika sudah menggunakan terapi ini dalam kegiatan pengobata medis. Hasil dari penenlitian para ahli ditemukan kurang lebih terdapat 14 jenis zat aktif yang terkandung dalam zat liur lintah:
  1. HIRUDIN:  Zat aktif anti bekuan darah.
  2. ANTI INFEKSI:  Zat untuk menjaga terjadinya infeksi (pinicilin).
  3. CALIN:  Berada di darah kental yang memblokir ‘factor von wilebrand’ dan berfungsi sebagai zat perantara (mediator) dalam proses agregrasi struktur darah yang disebut platelet.
  4. DESTABILASE:  Zat yang berguna untuk melumatkan vibrind (produk akhir dari proses pengentalan darah)
  5. HIRUSTASIN: Berada di enzim kalikrein; enzim trypsin yang berfungsi sebagai pelembutan protein menjadi peptone, untaian peptine, peptidase dst. Peptidase merupakan enzim di dalam pencernaan dan usus.
  6. BDLIINS: Merupakan zat yg dapat mengurangi radang pada kulit, bengkak dan sedikit gatal pasca terapi lintah.
  7. HYALURONIDASE:  Zat anti biaotik alami sehingga badan lintah yg ‘dianggap kotor’ tidak menyebabkan infeksi.
  8. ANASTHETIC SUBTANCE:  Mengandung bius lokal.
  9. TRIPTASE INHIBITOR:  Berada di enzym proteolytic dari mast cells dari suatu jaringan cyptoplasmic granule (mengandung heparin, histamine, dan seretonin) yang dilepas pada saat mengalami pembengkakan dan alergi.
  10. EGLLINS:  Zat anti inflamasi (anti pembengkakan)
  11. FAKTOR INHIBITORS:  Zat untuk meningkatkan aliran darah pada area sekitar gigitan.
  12. HISTAMINLIKE SUBSTANSE:  Zat yang berfungsi sebagai fosoldilator mengembangakan pembuluh darah sehingga aliran darah lebih lancar.

Berikut beberapa contoh terapi pengobatan yang menggunakan manfaat zat hirudin :
  1. Terapi menggunakan lintah
Terapi ini memanfaatkan gigi kecil penghisap yang terdapat pada mulut lintah untuk dijadikan alat penghisap darah pada tubuh. Terapi menggunakan lintah mampu meningkatkan sirkulasi aliran darah sehingga peredaran darah pun menjadi lancar.
US Federal Drug Administration menggolongkan lintah sebagai alat medis, karena dapat menghentikan darah yang mengalir pasca operasi. Proses terapinya tergolong mudah. Sebanyak 2-3 lintah diletakkan pada badan pasien yang menjalani terapi kurang lebih selama 40 menit. Usai mengisap darah, lintah akan jatuh sendiri. Sebelumnya, lintah akan memproduksi hirudin yang membekukan darah sehingga ketika lintah sudah terlepas, darah bekas isapan lintah akan berhenti mengalir.
  1. Lintah dalam bidang pembedahan dan operasi plastik
Pada kedua bidang ini, lintah mempunyai peranan penting dalam membantu transplantasi jaringan tubuh sekaligus memperbaiki sirkulasi peredaran darah.
Efek amputasi yang dilakukan pada anggota badan terkadang ikut memengaruhi pembuluh darah. Tentunya jika hal ini dibiarkan akan mengganggu sistem tubuh. Dalam hal ini, khasiat lintah yang dimanfaatkan adalah kemampuannya dalam merangsang pergerakan aliran darah sehingga sistem dalam tubuh dapat berjalan normal.
Saat operasi plastik, jika dijumpai jaringan yang ikut mati akibat proses operasi, lintah melalui zat yang dikandungnya dapat mengembalikan fungsi jaringan tersebut. Lintah juga digunakan ketika proses mastektomi (operasi pengangkatan payudara) untuk menghilangkan darah dari pembuluh vena yang dapat masuk ke dalam perut.
  1. Lintah sebagai alternatif pengobatan radang sendi (arthritis)
Radang sendi biasanya terjadi tiba-tiba. Sendi menjadi kaku disebabkan aliran darah yang terbatas pada daerah tersebut. Lama kelamaan, bagian sendi yang sakit akan menjadi bengkak.
Penelitian yang menggunakan lintah sebagai terapi alternatif penyembuh radang sendi menuai keberhasilan. Lintah yang ditempelkan pada area yang sakit akan menghisap darah pada daerah di sekitar sendi, sehingga membuat aliran darah kembali normal. Selain itu, rasa kaku dapat hilang dan bengkak akibat arthritis pun dapat berkurang.
  1. Lintah berkhasiat dalam mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi)
Penelitian sains modern membuktikan bahwa zat antikoagulan yang terkandung dalam liur lintah mampu mengobati tekanan darah tinggi sekaligus penyakit yang berhubungan dengan jantung lainnya. Hal ini disebabkan zat hirudin yang mampu mengurangi tekanan pada dinding pembuluh darah dan mengakibatkan menurunnya tekanan darah pada penderita hipertensi. Biasanya pengobatan ini memakan waktu 2-4 jam.
Dibanding menggunakan obat dan berbagai zat kimia lainnya, menggunakan lintah akan memperkecil efek negatif yang kerap ditimbulkan oleh zat kimia.
  *tugas ini dibuat dengan tidak begitu baik (kategori lumayan) dan aku lupa menuliskan daftar pustakanya hahah *tugas avertebrata laut*

Minggu, 15 September 2013

Blue Jorunna



Porifera merupakan hewan multi selluler sederhana, tanpa mulut, perut, mata, jantung atau sistem organ kompleks lainnya. Sebaliknya, beberapa jenis sel membentuk struktur terorganisir yang dioptimalkan untuk menyaring volume besar air untuk makan, pertukaran gas, pembuangan kotoran dan pelepasan sperma dan larva. Beberapa sel membentuk kerangka yang terbuat dari kolagen dan mineral, yang dapat menjadi berbagai konfigurasi untuk membentuk kanal air internal.
Porifera merupakan salah satu filum/divisi dari Kingdom Animalia dan terdiri dari 3 kelas, yaitu Calcarea, Demospongia, dan Hexactinellida. Demospongia sendiri memiliki beberapa ordo, yaitu Astrophorida, Dictyoceratida, Hadromerida, Halichondrida, Poecilosclerida, Spirophorida, Verongida, dan terakhir Haplosclerida dengan spesies Neopetrosia sp. di dalamnya.

Menurut de Laubenfels 1949, Neopetrosia sp. merupakan sponge keras biru dengan permukaan kasar yang berlubang (berpori). Memiliki bentuk pertumbuhan bercabang/branching dengan lebih dari satu oskulum di setiap cabangnya. 

Kingdom:
Animalia
Phylum/Division:
Porifera
Class:
Demospongiae
Order:
Haplosclerida
Family:
Petrosiidae
Genus:
Neopetrosia
Species:
N. sp. "blue"



            Neopetrosia sp. termasuk kedalam ordo Haplosclerida, yaitu ordo yang memiliki skeleton utama dan sebagian atau seluruh bagian dari skeleton tersebut terbuat dari jaringan serat-serat sponging (sejenis protein kolagen) dan/atau spikula. Sedangkan Petrosiidae merupakan famili sponge dengan tekstur berbatu tetapi rapuh karena terbuat dari kandungan silika tinggi yang terdapat pada skeletonnya.
            Neopetrosia sp. biasa ditemukan di daerah tepi pantai diantara rubble (pecahan-pecahan karang). Beberapa ditemukan di Perairan Singapore diantaranya di Pulau Sekudu dan Labrador dan juga Indonesia.

Neopetrosia sp. yang ditemukan di Pulau Sekudu
 

Neopetrosia sp. dikenal juga dengan nama Blue Jorunna dikarenakan spesies ini merupakan makanan favorit salah jenis Nudibranch yaitu Jorunna funebris atau Polka-dot Jorunna karena tubuhnya yang berpolkadot. Nudibranch ini juga sering bertelur di dekat Blue Jorunna.

Jorunna funebris

Sepasang Polka-dot Jorunna ditemukan dekat Neopetrosia sp. di Pulau Sekudu, Singapore.


Salah satu kegunaan dari Neopetrosia sp. di bidang farmakologi yaitu peptida dari spesies sponge ini yang ditemukan di Papua Nugini dapat mencegah serangan amoeba pada sel tumor manusia (Tasdemir, 2002).

Sumber :
http://rmbr.nus.edu.sg Raffles Museum of  Biodiversity Research NUS
D. Tasdemir, R. Mallon, M. Greenstein et al., “Aldisine alkaloids from the Philippine sponge Stylissa massa are potent inhibitors of mitogen-activated protein kinase kinase-1 (MEK-1),” Journal of Medicinal Chemistry, vol. 45, no. 2, pp. 529–532, 2002.Laubenfels de, M. W. (1949). Sponge of  The Western Bahamas. New York: The American Museum of Natural History.