Hirudin
sebagai Zat Antikoagulan
Annelida
merupakan filum dari Kingom Animalia yang termasuk ke dalam hewan invertebrata
(tidak memiliki tulang belakang). Sesuai namanya, Annulus/gelang (berasal dari Bahasa Latin), maka Annelida disebut
juga dengan Cacing Gelang karena tubuhnya tersusun atas segmen yang menyerupai
cincin/gelang.
Berdasar
jumlah rambut/seta, filum Annelida dibagi menjadi 3 kelas, yaitu Polychaeta
(berambut banyak), Olygochaeta (berambut sedikit), dan Hirudinea (tidak
berambut).
Selain
tidak memiliki rambut, Hirudinea juga merupakan kelas Annelida yang memiliki
jumlah paling sedikit. Hirudinea tidak memiliki parapodia (sepasang alat gerak)
dan seta (rambut kaku) pada segmen tubuhnya. Panjang Hirudinea bervariasi mulai
dari 1 cm hingga 30 cm.
Secara
umum, Annelida berada di lingkungan akuatik atau terestial seperti di
tempat-tempat yang lembab, perairan tawar, dan perairan laut. Sedangkan
Hirudinea berhabitat air tawar, hidup di rawa-rawa, kolam, ataupun sungai.
Dari
300 spesies yang ada, Hirudo medicinalis atau
yang dikenal dengan lintah merupakan salah satu jenis spesies yang memiliki
keunikan tersendiri dan manfaat bagi manusia khususnya dalam bidang kedokteran
yaitu zat hirudin
digunakan untuk mencegah proses pembekuan darah untuk membantu proses operasi.
Lintah
(Hirudo medicinalis) adalah binatang melata yang berdasarkan habitatnya hidup
di air untuk menjaga kelembaban dan suhu tubuhnya. Bentuk tubuhnya pipih. Di
kedua ujung tubuhnya terdapat alat isap, untuk menempel pada korban dan
mengisap darahnya.
Klasifikasi
Lintah:
* Kingdom : Animalia
* Filum : Annelida
* Kelas : Clitellata
* Ordo : Haplotaxida
* Subkelas: Hirudinea
* Genus : Hirudo
* Spesies : Hirudo medicinalis (menurut Linnaeus, 1758)
* Kingdom : Animalia
* Filum : Annelida
* Kelas : Clitellata
* Ordo : Haplotaxida
* Subkelas: Hirudinea
* Genus : Hirudo
* Spesies : Hirudo medicinalis (menurut Linnaeus, 1758)
Sebagian
besar Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya.
Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia. Hirudinea parasit hidup dengan
mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa
invertebrata kecil seperti siput. Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa
(pacet) dan Hirudo (lintah).
Semua
spesies lintah adalah karnivora. Beberapa merupakan predator, mendapat makanan
dari berbagai jenis invertebrata seperti cacing, siput, atau larva serangga,
hewan seperti babi rusa, sapi, kerbau, dsb, bahkan manusia.
Saat merobek atau membuat lubang, lintah
mengeluarkan zat anestetik (penghilang sakit), sehingga korbannya tidak akan
menyadari adanya gigitan. Setelah ada lubang, lintah akan mengeluarkan zat anti
pembekuan darah yaitu hirudin. Dengan zat tersebut lintah dapat mengisap darah
sebanyak mungkin. Di kerongkongan tempat isapannya terdapat tiga rahang yang
berbentuk seperti setengah gergaji yang dihiasi sampai 100 gigi kecil. Dalam
waktu 30 menit lintah bisa menyedot darah sebanyak 15 ml – kuota yang cukup
untuk hidupnya selama setengah tahun. Air ludahnya pun mengandung zat aktif
yang sekurang-kurangnya berisi 15 unsur. Contohnya, zat putih telur hirudin
yang bermanfaat untuk mengencerkan darah, dan mengandung penisilin. Darah
dihisap oleh faring otot & menampung dalam tembolok. Enzim saliva
(hirudin) mencegah koagulasi darah. Dalam 1 x makan, lintah mengisap darah 10x
berat tubuhnya. Zat hirudin yang dihasilkan lintah dapat domanfaatkan sebagai
zat antikoagulan.
Antikoagulan adalah
sebuah zat yang mencegah penggumpalan darah dengan cara mengikat kalsium atau
menghambat pembentukan trombin, digunakan untuk profilaksis
atau pengobatan gangguan tromboemboli.
Ada dua jenis antikoagulan. Antikoagulan jenis Coumadin digunakan untuk mencegah pembentukan bekuan darah (profilaksis). Antikoagulan trombolitik digunakan dalam keadaan darurat untuk melarutkan bekuan darah (pengobatan).
Ada dua jenis antikoagulan. Antikoagulan jenis Coumadin digunakan untuk mencegah pembentukan bekuan darah (profilaksis). Antikoagulan trombolitik digunakan dalam keadaan darurat untuk melarutkan bekuan darah (pengobatan).
Khasiat pengobatan
dengan menggunakan lintah (hirudo) sudah dikenal sejak ribuan tahun silam dan
beberapa negara di Uni Eropa maupun di Amerika sudah menggunakan terapi ini
dalam kegiatan pengobata medis. Hasil dari penenlitian para ahli ditemukan
kurang lebih terdapat 14 jenis zat aktif yang terkandung dalam zat liur lintah:
- HIRUDIN: Zat aktif anti bekuan darah.
- ANTI INFEKSI: Zat untuk menjaga terjadinya infeksi (pinicilin).
- CALIN: Berada di darah kental yang memblokir ‘factor von wilebrand’ dan berfungsi sebagai zat perantara (mediator) dalam proses agregrasi struktur darah yang disebut platelet.
- DESTABILASE: Zat yang berguna untuk melumatkan vibrind (produk akhir dari proses pengentalan darah)
- HIRUSTASIN: Berada di enzim kalikrein; enzim trypsin yang berfungsi sebagai pelembutan protein menjadi peptone, untaian peptine, peptidase dst. Peptidase merupakan enzim di dalam pencernaan dan usus.
- BDLIINS: Merupakan zat yg dapat mengurangi radang pada kulit, bengkak dan sedikit gatal pasca terapi lintah.
- HYALURONIDASE: Zat anti biaotik alami sehingga badan lintah yg ‘dianggap kotor’ tidak menyebabkan infeksi.
- ANASTHETIC SUBTANCE: Mengandung bius lokal.
- TRIPTASE INHIBITOR: Berada di enzym proteolytic dari mast cells dari suatu jaringan cyptoplasmic granule (mengandung heparin, histamine, dan seretonin) yang dilepas pada saat mengalami pembengkakan dan alergi.
- EGLLINS: Zat anti inflamasi (anti pembengkakan)
- FAKTOR INHIBITORS: Zat untuk meningkatkan aliran darah pada area sekitar gigitan.
- HISTAMINLIKE SUBSTANSE: Zat yang berfungsi sebagai fosoldilator mengembangakan pembuluh darah sehingga aliran darah lebih lancar.
Berikut
beberapa contoh terapi pengobatan yang menggunakan manfaat zat hirudin :
- Terapi menggunakan lintah
Terapi ini memanfaatkan
gigi kecil penghisap yang terdapat pada mulut lintah untuk dijadikan alat
penghisap darah pada tubuh. Terapi menggunakan lintah mampu meningkatkan
sirkulasi aliran darah sehingga peredaran darah pun menjadi lancar.
US Federal Drug Administration
menggolongkan lintah sebagai alat medis, karena dapat menghentikan darah yang
mengalir pasca operasi. Proses terapinya tergolong mudah. Sebanyak 2-3 lintah
diletakkan pada badan pasien yang menjalani terapi kurang lebih selama 40
menit. Usai mengisap darah, lintah akan jatuh sendiri. Sebelumnya, lintah akan
memproduksi hirudin yang membekukan darah sehingga ketika lintah sudah
terlepas, darah bekas isapan lintah akan berhenti mengalir.
- Lintah dalam bidang pembedahan dan operasi plastik
Pada kedua bidang ini,
lintah mempunyai peranan penting dalam membantu transplantasi jaringan tubuh
sekaligus memperbaiki sirkulasi peredaran darah.
Efek amputasi yang
dilakukan pada anggota badan terkadang ikut memengaruhi pembuluh darah.
Tentunya jika hal ini dibiarkan akan mengganggu sistem tubuh. Dalam hal ini,
khasiat lintah yang dimanfaatkan adalah kemampuannya dalam merangsang
pergerakan aliran darah sehingga sistem dalam tubuh dapat berjalan normal.
Saat
operasi plastik, jika dijumpai jaringan yang ikut mati akibat proses operasi,
lintah melalui zat yang dikandungnya dapat mengembalikan fungsi jaringan
tersebut. Lintah juga digunakan ketika proses mastektomi (operasi pengangkatan
payudara) untuk menghilangkan darah dari pembuluh vena yang dapat masuk ke
dalam perut.
- Lintah sebagai alternatif pengobatan radang sendi (arthritis)
Radang sendi biasanya
terjadi tiba-tiba. Sendi menjadi kaku disebabkan aliran darah yang terbatas
pada daerah tersebut. Lama kelamaan, bagian sendi yang sakit akan menjadi
bengkak.
Penelitian yang
menggunakan lintah sebagai terapi alternatif penyembuh radang sendi menuai
keberhasilan. Lintah yang ditempelkan pada area yang sakit akan menghisap darah
pada daerah di sekitar sendi, sehingga membuat aliran darah kembali normal.
Selain itu, rasa kaku dapat hilang dan bengkak akibat arthritis pun dapat
berkurang.
- Lintah berkhasiat dalam mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi)
Penelitian sains modern
membuktikan bahwa zat antikoagulan yang terkandung dalam liur lintah mampu
mengobati tekanan darah tinggi sekaligus penyakit yang berhubungan dengan
jantung lainnya. Hal ini disebabkan zat hirudin yang mampu mengurangi tekanan
pada dinding pembuluh darah dan mengakibatkan menurunnya tekanan darah pada
penderita hipertensi. Biasanya pengobatan ini memakan waktu 2-4 jam.
Dibanding menggunakan
obat dan berbagai zat kimia lainnya, menggunakan lintah akan memperkecil efek
negatif yang kerap ditimbulkan oleh zat kimia.
*tugas ini dibuat dengan tidak begitu baik (kategori lumayan) dan aku lupa menuliskan daftar pustakanya hahah *tugas avertebrata laut*
Subhanallah... Tidaklah Allah menciptakan suatu penyakit kecuali Dia juga telah menyiapkan penawarnya.
BalasHapusArtikel yang bagus; penulis terus berjuang yah!
betapa indahnya hidup ini apabila sudah menikmati ibadatul khaliq(ibadah kepada ALLAH SWT)
BalasHapusALLAHU AKBAR
Hapus